LiputanPeristiwa.com Pekanbaru – Pemerintah Provinsi Riau bersama-sama dengan seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Riau, Bank Indonesia, Kepolisian Daerah Riau, Bulog Divre Riau Kepri, serta OPD dan instansi terkait lainnya senantiasa bersinergi dan berkoordinasi erat dalam rangka menjaga ketahanan pangan menjelang hari raya Idulfitri tahun 2022 / 1443H. Melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Riau, pemerintah menjamin ketersediaan pasokan, keterjangkauan dan stabilisasi harga, serta kelancaran distribusi bahan pangan di daerah, sehingga dapat tercipta inflasi yang terkendali dan berada pada level yang rendah.
Provinsi Riau pada bulan Maret 2022 mencatatkan inflasi sebesar 0,90% (mtm) atau 3,22% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,21% (mtm) atau 2,40% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga berbagai komoditas dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, terutama cabai merah, daging ayam ras, bawang merah. Selain komoditas bahan pangan, inflasi pada Maret 2022 turut mendapat andil dari komoditas emas perhiasan, yang pada bulan laporan harganya berada dalam tren peningkatan seiring kenaikan harga emas global. Secara umum, realisasi inflasi Riau pada Maret 2022 masih berada dalam level terkendali dan on-track dengan target inflasi 2022 secara keseluruhan.
Ketahanan pangan menjadi perhatian utama bagi pemerintah, baik di pusat maupun daerah. Peran Pemerintah Daerah dalam menjaga ketahanan pangan salah satunya melalui pembentukan Tim Satgas Ketahanan Pangan yang memiliki tugas untuk memastikan dan monitoring ketersediaan, kebutuhan, dan kelancaran distribusi bahan pangan pokok termasuk mengupayakan stabilisasi harga di masyarakat. Berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah daerah untuk menjaga ketersediaan bahan pangan pokok dan menjaga keterjangakauan pangan bagi masyarakat, diantaranya dengan mengalokasikan APBD untuk program/kegiatan pengendalian inflasi, terus berkoordinasi dengan satgas pangan dalam rangka memastikan stabilitas harga melalui langkah-langkah preventif maupun korektif, memperkuat koordinasi menjelang dan selama Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idulfitri 2022.
Selanjutnya, dari ketersediaan pasokan, dapat disampaikan kebutuhan pasokan untuk wilayah Riau dipastikan aman, tidak ada persoalan yang strategis karena disamping telah melakukan optimalisasi produksi lokal, Provinsi Riau juga telah melakukan kerjasama antar derah dengan beberapa daerah pemasok lainnya. Sehingga kondisi ketersediaan saat ini dipastikan cukup untuk memenuhi kebeutuhan masyarakat menghadapi HBKN Idulfitri. Perkembangan harga juga disampaikan stabil untuk sebagian besar komoditas bahan pangan strategis. Terkait ketersediaan pasokan minyak goreng, stok ketersediaan untuk jenis minyak goreng kemasan tersedia di seluruh kab/kota. Untuk minyak goreng curah, pasokan di Kab. Kepulauan Meranti dilaporkan masih kosong, sementara di Kab. Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi stok minyak goreng curah hanya dijual oleh Bulog setempat. Pemerintah akan terus mengupayakan pendistribusian minyak goreng curah merata ke seluruh wilayah di 12 Kab/Kota sebelum momen HBKN tiba.
Tingginya ketergantungan Provinsi Riau mendorong kerjasama dalam bentuk formal antar daerah, terutama dengan sentra produksi pangan seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, beberapa pemasok dari Jawa juga akan untuk terus dijalin. Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan ketersediaan stok bahan pangan dapat terjaga di level aman, sebagai tindakan antisipasi pada momen-momen menjelang HBKN yang berimplikasi kepada stabilnya harga pangan di Riau. Sebagai upaya antisipasi pemenuhan kebutuhan dan stabilitas harga pangan, pemerintah juga telah melakukan intervensi melalui penyelenggaraan operasi pasar murah di beberapa wilayah Provinsi Riau. Pemerintah bersama TPID Riau juga berkoordinasi dengan BUMD pangan dan BUMDesa untuk memperkuat peran dan kinerjanya dalam pemenuhan ketersediaan dan akses distribusi pangan daerah. Pemerintah juga menaruh perhatian khusus terhadap sistem pergudangan untuk mempertahankan kualitas dan menghindari kerusakan/kehilangan panen, mendorong pengembangan lembaga distribusi pangan seperti Pasar Mitra Tani (PMT) atau Toko Tani Indonesia Center (TTIC) untuk dapat menyerap hasil produksi bahan pangan lokal.
Koordinasi antara jajaran TPID Riau dengan pihak terkait lainnya akan terus diupayakan. Penguatan pengendalian inflasi dilakukan dengan fokus pada kerja sama antardaerah, meningkatkan produksi lokal dan pengaturan pola tanam, meningkatkan kualitas data pasokan, menjaga kelancaran dan efisiensi rantai distribusi, serta pengelolaan ekspektasi masyarakat. TPID Riau menghimbau kepada masyarakat agar senantiasa bijaksana dalam berbelanja sesuai kebutuhan menjelang HBKN Idul Fitri 1443H, tetap mengikuti protokol kesehatan selama pandemi COVID-19, serta senantiasa berbagi kepada sesama. *(rls TPID Riau)