Berkat Ketekunan dan Kerja Sama, PDAM Halsel Kini Bangkit Kembali

LiputanPeristiwa.com Maluku Utara – Selama Dua tahun mengalami keterpurukan terkait anggaran Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupatem Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara, kini telah bangkit kembali dan mampu mengatasi keterpurukan anggaran tersebut.

Hal tersebut sebagaimana telah dijelaskan oleh Plt. Direktur PDAM Halsel Suleman Bobote saat dikonfirmasi liputanperistiwa.com di ruang kerjanya, Kamis (23/09/2021).

Suleman mengatakan, sejak saya di beri mandat selaku Plt oleh Bupati Halsel Usman Sidik , anggaran tersisa 7 juta rupiah yg terparkir di rekening perusahaan, sementara utang piutang internal maupun eksternal perusahan ini sangat besar jumlahnya dan bisa dikatakan mengalami bangkrut, kata Suleman.

Lanjutnya, “tunggakan piutang pelanggan sebesar 1,8 milyar lebih, begitu pula hutang perusahaan terhadap gaji karyawan dua bulan belum dbayar dengan jumlah kurang lebih 670.000 Juta Rupiah dan belum lagi termasuk piutang dana pensiun (dapemna), BPJS tenaga kerja serta kesehatan, koperasi dan lainnya yang melekat pada beban perusahaan maupun beban pegawai, jelas Suleman.

Menurutnya, selama tiga bulan ini, “Alhamdulillah” berkat konsolidasi interen yg intens serta semangat kerja keras dari seluruh karyawan, kami dapat meningkatkan evisiensi penagihan kepada pelanggan dari 1,8 Milyar Rupiah hingga tersisa 9 Ratus Juta lebih.

Dok : Salah satu sungai sumber PDAM Halsel

 

Selain itu pula, kami juga menigkatkan pendapatan dari sisi non air, sehingga bisa meyelsaikan piutang interen yg menyangkut hak-hak karyawan berupa gaji serta utang perusahan lainya, semuanya dapat kami lunasi, ujar sulaiman bobote yang juga pengusaha di bidang jasa sewa ini.

“Harapan kami kedepan kepada seluruh pelanggan, dapat berpartisipasi dalam melaksanakan kewajiban untuk membayar tagihan pemakaian air tepat waktu, agar perusahan lebih leluasa meningkatkan pelayanan “, harap Suleman.

Disentil terkait keluhan pelanggan atas tidak lancarnya air disaat musim hujan, Suleman menjelaskan, sarana dan prasarana kita masih terbatas untuk bisa memaksimal produksi pada saat musim hujan, karena kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) kita masih minim 60 liter/detik.

Sementara kapasitas produksi air sesuai kebutuhan normal kita 137 liter/detik, namun sarana kita yg terpasang saat ini hanya berproduksi 60 liter/detik (defisit 77 liter/detik), inilah menyebabkan air tidak lancar saat musim hujan, terang Suleman.

Ada beberapa titik terget kita kedepan terkait sumber air, seperti sungai Sungira di desa Marabose yang akan menjadi pasokan utama untuk kebutuhan dalam kota Labuha dan sekitarnya, namun saat ini kita belum tersedia fasilitas IPA pada sumber air tersebut.

Dengan demikian, ketika musim hujan seperti saat ini, secara otomatis produksi kita langsug off, sehingga berdampak langsung juga pelayanan pada fasilitas fital, seperti RSUD Labuha yg berlokasi di desa marabose dan ini menjadi beban besar bagi kami PDAM selaku operator, ungkap Suleman.

Harapan besar kita semua, sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP), bahwa peyedia sarana dan prasarana (acses) air bersih terhadap masarakat adalah tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah, sementara pihak PDAM selaku opertor saja dan untuk memenuhi sarana ini memang membutuhkan investasi yg besar.

Untuk itu saat ini kami sedang melakukan upaya terobosan dengan harapan besar kami, semoga pemerintah pusat maupun daerah jadi perhatian serius, guna menyediakan sarana tersebut, karena ini merupakan pelayanan hak dasar masrakat yg harus dipenuhi, tandas Suleman.

Suleman juga menambahkan, sebaik apapun program pemerintah,namun tidak menyentuh hak dasar masrakat yg satu ini, pasti kita akan semakin jauh dari capaian.

Ini juga merupakan komitmen dari Bupati untuk kedepan, tutup Sulaiman sambil menuju ke ruang rapat untuk mengikuti miting zoom deng kementrian.* (Ade Manaf)