Jaring Mahasiswa Lira Riau Dukung Aksi KOMPOR Tuntut Transparansi PDAM Tirta Siak Pekanbaru

Liputanperistiwa.com Pekanbaru – Sebagai lembaga penyedia air bersih yang menjadi sorotan akibat dugaan pelanggaran serius, mulai dari pengelolaan aset yang buram, manipulasi keuangan, hingga praktik ketenagakerjaan yang tidak akuntabel, Jaring Mahasiswa Lira Riau (JAMAHALI Riau) mempertegas dukungannya terhadap aksi demonstrasi yang digagas Konsolidasi Mahasiswa Pemuda Riau (KOMPOR) untuk menuntut transparansi PDAM Tirta Siak Pekanbaru, seakan tertutup yang berpotensi merusak kepercayaan publik dan memicu kecurigaan lebih luas, Minggu (20/7/2025).

Kepala Departemen Kajian Isu Jaring Mahasiswa Lira Riau, Dava Naufal, menegaskan bahwa organisasinya berdiri di belakang KOMPOR untuk mengawal isu ini. “Kami mendukung penuh aksi demonstrasi yang akan digelar KOMPOR pada Selasa, 22 Juli 2025, di depan kantor PDAM Tirta Siak. Keengganan PDAM berdialog menunjukkan sikap yang tidak bertanggung jawab. Ini bisa menjadi bumerang bagi mereka sendiri,” ujar Dava.

Dan Ia menambahkan bahwa sikap tertutup PDAM memperkuat dugaan adanya praktik yang melanggar tata kelola, termasuk potensi pelanggaran Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi.

Investigasi KOMPOR, yang mendapat dukungan luas dari JAMAHALI Riau, mengungkap sejumlah masalah di tubuh PDAM Tirta Siak. KOMPOR menemukan dugaan indikasi Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif yang diduga digunakan untuk menggelapkan dana. Anggaran perusahaan juga diduga telah dimanipulasi dengan cara mengalihkan biaya lembur menjadi SPPD. “Temuan ini menunjukkan betapa buramnya tata kelola PDAM. Masyarakat berhak tahu ke mana dana publik dialirkan,” tegas Dava Naufal, menyoroti urgensi transparansi.

PDAM juga dikritik atas pengelolaan sumber daya manusia yang tidak transparan. Pegawai dilaporkan dipaksa mengundurkan diri tanpa surat pemecatan resmi, diduga untuk menghindari kewajiban pesangon. Dugaan nepotisme juga mencuat, terkait hubungan keluarga antara General Manager berinisial TW dan A di bagian keuangan, tanpa penjelasan resmi yang memadai. “Ini bukan hanya soal mismanajemen, tetapi juga soal keadilan. Publik harus mendapatkan kejelasan,” kata Dava.

Jaring Mahasiswa Lira Riau, bersama KOMPOR, mendesak PDAM Tirta Siak untuk segera membuka diri, memberikan penjelasan terperinci atas dugaan pelanggaran, dan melakukan reformasi tata kelola. “Sebagai perusahaan daerah yang mengelola layanan vital, PDAM harusnya menjadi contoh akuntabilitas, bukan malah menimbulkan kecurigaan dan kepercayaan masyarakat Pekanbaru terhadap PDAM terancam terus tergerus,” pungkas Dava.

Ketua Umum KOMPOR, Agel Gandiza, menjelaskan bahwa pihaknya telah empat kali mengajukan permintaan mediasi, terakhir pada 11 Juni 2025, namun tidak satu pun dihadiri pimpinan PDAM. “Empat kali kami coba temui, tapi mereka terus menutup diri. Ini menunjukkan PDAM tidak mendengarkan keluhan masyarakat, dan Jaring Mahasiswa Lira Riau menilai sikap ini memperburuk citra PDAM sebagai penyedia layanan publik yang seharusnya menjadi teladan dalam tata kelola,” ujar Agel.

Aksi demonstrasi pada 22 Juli 2025 di depan kantor PDAM Tirta Siak diharapkan menjadi titik balik untuk mendorong transparansi. Jaring Mahasiswa Lira Riau berkomitmen untuk terus mengawal isu ini hingga kejelasan diperoleh demi kepentingan publik Pekanbaru.

Hingga berita ini dipublikasikan, awak media mencoba mengkonfirmasi ke Maneger PDAM Tirta Siak, Dodi dan Towi serta juga bagian Direkturnya, tidak menjawab atau membalasnya. Bersambung. . . (Hendra)