Rapat yang dihadiri oleh BMKG, Basarnas, Danlanud, Danramil, Polresta Pekanbaru, Dinkes Kota, Satpol PP dan Forkompida terkait lainnya.
“Berdasarkan SK tersebut kita termasuk siaga terhitung tanggal 10 November 2022 sampai 31 Januari 2023 atau selama 84 hari, dan ini merupakan antisipasi dari hasil laporan BMKG, yang mana bulan November dan Desember merupakan puncaknya musim penghujan, seperti yang terjadi di Aceh daerah-daerah lainnya, banjir yang sampai menghanyutkan rumah warga”, ucap Syofaizal.
“Untukmengatasi atau mengsiasatinya dengan membentuk Tim yang melibatkan steckholder yang ada, TNI-Polri, Basarnas, Damkar dan yang lainnya”, tambah Syofaizal.
“Dari rapat tadi, kita mempersiapkan Apel Siaga yang di inisiator oleh BPBD, dan Apel siaga ini akan diadakan hari Kamis (17/11) depan di halaman MPP, dan nanti akan kita tampilkan semua unsur-unsur yang terlibat, termasuk juga saprasnya sebagai alat pendukung”, terangnya.
“Disamping itu juga kita mendirikan posko didepan kantor BPBD yang isi oleh personil yang terlibat di Tim Siaga tersebut. Mudah-mudahan bencana tersebut tidak terjadi, dan mari kita berdoa kepada Allah agar kota yang kita cintai ini jauh dari bencana”, tutup Syofaizal.
Kalaksa BPBD Pekanbaru, Zarman Chandra mengatakan bahwa Tim kesiapsiagaan sudah terbentuk dan berharap bisa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing yang dibebankan di SK tersebut.
Dan Tim tersebut untuk mendukung apa yang menjadi harapan kita semua dalam mengelar Apel Siaga pada Kamis (17/11) depan”, tambah Zarman.
Lebih lanjut Zarman mengatakan bahwa sesuai dengan arahan dari Asisten kita akan melakukan goro serta sosialisasai, minimalnya kesekolah-sekolah untuk bisa memberikan edukasi dalam hal mitigasi bencana, ucapanya.
Secara tupoksi BPBD adalah penanggulan bencana, tapi selain itu kita juga berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait baik dalam penanggulan serta pasca bencana untuk menfasilitasi serta edukasi kemasyarakat kita, sehingga kehadiran negara dirasakan ditengah-tengah masyarakat, dan ini hendaknya kita realisasikan”, harapannya.
“Dan kita berharap juga, dengan kesolidtan kita dengan unsur stekholder terkait dalam kesiapsiagaan bencana ini, dengan seringnya ngumpul, ngopi-ngopi ataupun rapat, kedepannya nanti kita akan mencoba membuat sebuah forum dalam penangan bencana di Kota Pekanbaru, tidak hanya dimusim penghujan, seperti bencana banjir, longsor dan puting beliung, tapi juga di musim kemarau dalam menghadapi bencana, seperti karhutla dan lain nantinya”, tutup Zarman. (Hendra)