Senada dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X, Dody Lukas sangat mengapresiasi langkah cepat yang diambil oleh Sultan, dikarenakan siswi yang menjadi korban tindakan intoleransi disaat ini mengalami depresi. Apalagi sampai korban di sanksi pindah sekolah, ini benar-benar tidak rasional.
Dody Lukas juga menyampaikan: “Tolong, segera hentikan praktik-praktik intoleransi disekolah-sekolah, sekolah adalah tempat mengedukasi, mengajarkan nilai luhur bangsa ini, adab bangsa ini ada disitu, bagaimana mereka akan bersikap dan bagaimana mereka akan bertingkah laku yang baik dan toleran, bila dimasa saat ini masih ada pembiaran yang terjadi. Kalau sekolah saja sudah tercemar akan praktik intoleransi, bagaimana mereka kedepannya menjadi masyarakat yang cinta toleransi? Tidak akan mungkin masyarakat indonesia yang berasal dari Kaum Milenial dan Gen Z ini akan terbebas dari intoleransi, bila sekolah-sekolah mereka sarat akan hal itu.
Kami, Solidaritas Kebangsaan RI sangat konsen akan hal-hal yang menganggu toleransi umat beragama, dan kami juga akan mengawasi dan turut mengedukasi nilai-nilai luhur bangsa ini, gotong royong, kepedulian, saling menghormati, saling memahami, itu adalah budaya dan nilai luhur masyarakat Indonesia. Sekali lagi, jangan melupakan sejarah, sebab Indonesia dikenal oleh dunia luar sebagai negara yang bertoleransi tinggi, dan beretika luhur.
Lebih lanjut lagi, Dody Lukas kembali menyatakan bahwa akan mendukung segala program pemerintah yang bertujuan dalam merawat kebhinnekaan (Kerukunan antar umat beragama, suku, bahasa dan budaya) dan kebangsaan lewat 4 pilar (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945).
Salam Kebangsaan,
Dody Lukas, S.Th., M.M.
Laporan : Darmayani